Benarkah Kasus DBD Di Meranti Meningkat ? Ini Penjelasan Kadiskes - TARGET RIAU

Sabtu, 08 Oktober 2022

Benarkah Kasus DBD Di Meranti Meningkat ? Ini Penjelasan Kadiskes


Selatpanjang – Kondisi curah hujan yang tidak menentu, disertai lingkungan dan rumah yang terdapat genangan air. Tentunya dapat menjadi salah satu penyebab peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dari total Kasus DBD tahun 2022 sampai dengan Bulan September yaitu 30 Kasus. Terbanyak Selatpanjang Timur 13 kasus, Selatpanjang Kota 7 kasus , Alahair 3 kasus, sisanya di Banglas, Alahair, Selatpanjang Selatan, Tebing Tinggi Barat dan Tanjung Samak.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Muhammad Fahri didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Zulham, mengatakan bahwa kasus DBD mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 yang hanya 8 kasus. Namun dibandingkan dengan tahun 2019 lalu, mencapai 240 kasus DBD.

“Ini hanya perkiraan. Berdasarkan siklus 5 tahunan, pada tahun 2022 ini belum mencapai puncaknya, perkiraan puncak kasus DBD yaitu pada tahun 2024. Mengingat biasanya pada musim hujan saat ini kasus DBD mengalami peningkatan yang signifikan,” ujar Fahri di Kantor Dinas Kesehatan Jalan Kesehatan. Jumat (07/10/22) pagi.

Ia juga mengatakan, dalam penanganan kasus DBD ini tidak bisa hanya dilakukan dari pihak kesehatan saja, tetapi perlu adanya kesadaran dari masyarakat dalam memberantas penyebaran virus ini.

“Selama ini stigma dari kebanyakan masyarakat itu hanya berupaya untuk dilakukannya fogging dari rumah ke rumah. Tapi tanpa disadari, aktivitas fogging hanya efektif dalam membunuh nyamuk dewasa saja dan tidak untuk larva, telur, ataupun jentik nyamuk. Sedangkan yang menjadi sebab utama dari virus Aedes Aegypti itu adalah dari larvanya itu sendiri,” jelasnya.

Kemudian, dalam memberantas kasus DBD bisa dengan menerapkan 3M plus. Seperti menguras tempat tampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas. Lalu plusnya adalah menghindari gigitan nyamuk, menggunakan klambu disaat tidur, terakhir menyalakan obat nyamuk.

“Yang terpenting sebenarnya itu adalah perubahan perilaku masyarakat dengan patuh akan perilaku hidup bersih dan sehat. Kalau dari pihak kami saja yang melakukan pemberantasan, maka akan sia-sia. Untuk itu, perlu kesadaran dari masyarakat lah menyikapi seberapa pentinganya kasus ini,” ungkapnya. (***)


Sumber : teleskopnews.com

Bagikan berita ini

Disqus comments