Warga Desa Lukit Swadaya Belikan Mobil Untuk Dijadikan Ambulans - TARGET RIAU

Kamis, 03 Juni 2021

Warga Desa Lukit Swadaya Belikan Mobil Untuk Dijadikan Ambulans


MERANTI - Sikap gotong royong warga Desa Lukit, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti ini patut ditiru, mereka melakukan penggalangan dana untuk membeli satu unit mobil untuk dijadikan ambulans tanpa harus menunggu bantuan datang.

Gagasan pengadaan mobil ambulans ini muncul saat warga ada yang sakit merasa kesulitan untuk melakukan rujukan ke Puskesmas rawat inap yang ada di ibukota kecamatan yang berada di Teluk Belitung.

Menyikapi hal itulah, rapat yang diadakan masyarakat dengan dihadiri oleh Kepala Desa Lukit dan elemen desa lainnya memutuskan untuk membeli mobil bekas yang dijadikan ambulans untuk kepentingan kesehatan warga.

"Selama ini masyarakat sangat susah untuk merujuk pasien yang sakit ke ibukota Kecamatan Merbau yang berada di Teluk Belitung. Untuk itulah kami bersama masyarakat dan aparatur desa berinisiatif untuk membelikan mobil dan dijadikan ambulans," kata salah seorang perwakilan dari tim masyarakat Desa Lukit, Tedjo Rajiono, Minggu (30/5/2021).

Dijelaskan, perwakilan masyarakat tersebut juga disebut sebagai tim-9 yang berfungsi untuk berkoordinasi dengan pihak perusahaan yang telah di SK kan oleh kepala desa.

Tedjo mengatakan perlunya ambulans tersebut sudah lama diidamkan oleh warga. Ia bersyukur bisa mendapatkan mobil yang layak dengan harga yang miring.

"Mobil yang akan dijadikan ambulans itu kita beli bekas namun kondisinya masih bagus dengan harga Rp35 juta di Bagan Siapi-api," kata Tedjo.

Pembelian mobil tersebut merupakan swadya masyarakat yang diambil dari iuran warga yang mendapatkan ganti rugi dari progam tanaman kehidupan antara masyarakat dan PT Riau Andalan Pulo and Paper (RAPP). Kemudian warga membentuk panitia pengadaan mobil, dan mendorong warga lainnya yang mendapatkan dana ganti rugi itu untuk berpartisipasi dalam penggalangan dana. 

Dikatakan, lahan seluas 720 hektar itu disewakan ke RAPP untuk ditanami Akasia kurun waktu lima tahun.

"Masyarakat berpendapat jika lahan itu ditanami tanaman seperti karet, maka akan lama untuk mendapatkan hasil karena lahan tersebut bertekstur gambut, untuk itu pemerintah Desa Lukit bersama masyarakat sepakat lahan tersebut disewakan ke RAPP seluas 720 hektar untuk ditanami Akasia," ujar Tedjo.

Lahan itu disewakan dengan harga Rp5,2 juta perhektare selama lima tahun, uangnya diambil setiap tahun dan dibagikan kepada 545 kepala keluarga.

"Uang itu dibagikan kepada KK yang sudah tercatat menerima, separuh dari uang itu disisihkan untuk membeli mobil. Jadi tahun ini penerima agak berkurang jatahnya," pungkas Tedjo.(***)




Sumber : halloriau.com

Bagikan berita ini

Disqus comments