Diserang Pakai Sajam, Tiga Wartawan Media Online di Bengkalis Lapor Polisi - TARGET RIAU

Rabu, 11 Agustus 2021

Diserang Pakai Sajam, Tiga Wartawan Media Online di Bengkalis Lapor Polisi


BENGKALIS - Tiga orang wartawan Media Online di kabupaten Bengkalis diserang oleh salah seorang Oknum Rekanan dengan senjata tajam (Sajam) di Desa Pambang Pesisir Kecamatan Bantan pada Hari Minggu (08/08) kemarin. 

Penyerangan itu terjadi ketika tiga orang wartawan bernama Zul Azmi (Suaralira.com), Sofian (bekawan.com) dan Mulyadi (Cibernews.com), yang melakukan investigasi terhadap pelaksanaan pekerjaan pembangunan pengamanan pantai pulau terluar di Provinsi Riau yang dilaksanakan PT Paku Bangun Jaya. 

Atas kejadian tersebut ketiga wartawan melaporkan Ke Pihak Kepolisian Resort  Bengkalis, Senin (09/08) pukul 12.50 wib, dengan Surat Laporan Polisi Nomor : LP/B/158/VIII/2021/SPKT/ POLRES BENGKALIS terhadap kasus Dugaan  Pengancaman serta telah menghalangi Kinerja PERS.

Sesuai dengan UU Pers no 40 TA 1999 tentang Pers Pasal 18 ayat 1 yang berbunyi setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan pasal 4 Ayat 2-3 dipidana dengan penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000.

"Memang benar, kami diserang oleh pekerja dengan nama Ishak menggunakan parang dan nyaris terkena sabetan ketika melakukan liputan terhadap pekerjaan proyek pengaman pantai dan kasus ini sudah kami laporkan ke Polres Bengkalis," ujar Mulyadi Selasa (10/08) 

Diceritakan Mulyadi, kejadian itu berawal ia bersama dua rekan wartawan sampai dilokasi sekitar pukul 12.00 wib dan sebelumnya sudah menginformasikan kepada Kepala Desa Pambang Pesisir turun kelokasi pekerjaan.

"Sampai di lokasi kami turun mengambil dokumentasi terhadap pekerjaan dibibir pantai tersebut dan tidak berselang lama datang Ishak dan kemudian melontarkan kata-kata dengan nada tinggi terhadap kami yang sedang meliput pekerjaan tersebut," ungkap Mulyadi.

Setelah itu kata Mulyadi, ia bersama dua rekannya mencoba menemui pengawas lapangan yang bernama Agus Salim untuk mendapatkan konfirmasi, karena sebelumnya Sofian sudah menelpon yang bersangkutan dan diminta untuk datang kerumahnya.

"Ternyata Agus Salim ketika kami datang di rumahnya tidak muncul ketika dipanggil beberapa kali dan kemudian datang salah seorang warga bernama Anwar mengatakan bahwa Agus Salim tidak berada dirumah," ucap Mulyadi.

Tak berselang lama kemudian Ishak juga muncul didepan rumah tersebut dengan membawa sebilah parang dan langsung mengayunkan parang kearah Mulyadi yang waktu itu sedang duduk, karena merasa terancam Mulyadi pindah duduk kearah motornya. Kemudian Ishak menghampiri Sofian yang saat itu juga sedang duduk dimotor dan langsung mengayunkan parangnya, namun tebasan tersebut cepat dielak Sofian dan hanya mengenai motor dan tas yang berada di stang motor.

"Melihat tebasan tersebut Sofian langsung meloncat dari motor dan kemudian Ishak kembali mengejar Sofian dengan mengayunkan parang dan Sofian langsung meminta agar tidak melakukan aksi brutalnya," jelas Mulyadi.

Mendengar keributan, Agus Salim langsung keluar dari dalam rumahnya dan mencoba melerai dan memita kepada kami untuk segera pergi dari pekarangan rumahnya.

"Kami menduga Agus Salim sengaja tidak keluar ketika panggil, karena saat kejadian tiba-tiba ia muncul keluar dari melerai Ishak yang brutal mengayunkan parang kepada rekan kami," terang Mulyadi.(***)

Bagikan berita ini

Disqus comments