Pedagang di Jalan Imam Bonjol Selatpanjang Protes Penerapan One Way - TARGET RIAU

Jumat, 22 Oktober 2021

Pedagang di Jalan Imam Bonjol Selatpanjang Protes Penerapan One Way


MERANTI - Sistem buka tutup satu jalur (one way) yang diberlakukan di beberapa ruas jalan di Kota Selatpanjang, rupanya berdampak negatif terhadap para pedagang. Kebijakan pemerintah daerah ini pun mendapat protes warga dan pedagang.

Gelombang protes terhadap Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti muncul dari para pedagang yang berada di Jalan Imam Bonjol terkait penerapan dan pemberlakuan One Way atau jalan satu arah. Dengan menggunakan pengeras suara, mereka meminta kebijakan ini ditinjau ulang.

Amin, perwakilan PKL yang berjualan ikan di tepian jalan itu menyatakan, sejak diberlakukan jalur satu arah mulai 19 Oktober lalu, penutupan jalur utama tidak membuat efektivitas lalu lintas lancar. Bahkan sebaliknya, sejumlah pedagang merugi karena sepi pembeli.

"Hari ini tidak ada niat kami ingin main kasar dan kekerasan dan adu otot. Terimakasih kami ucapkan kepada petugas yang sudah berjaga, namun dengan adanya penjagaan di persimpangan atas kebijakan One Way ini saya dan kawan-kawan PKL merasa terhambat jual belinya," kata Amin, Jumat (22/10/2021).

Dia mengatakan pendapatan PKL di sepanjang jalan yang dilalui jalur satu arah menurun drastis, ditambahkan lagi ada penjagaan petugas di simpang Jalan Imam Bonjol- Ismail tempat ia berjualan. Sehingga, dia mewakili teman-temannya menyampaikan aspirasinya dan berunjukrasa di persimpangan tersebut.

"Kami merasa sangat-sangat terganggu, untuk itu kami minta kepada pemkab Kabupaten Kepulauan Meranti mohon diperhatikan ini, sekarang imbas Covid-19 belum selesai sehingga kami yang dalam tekanan kemiskinan menjadi semakin tertimpa. Untuk itu janganlah dijaga di simpang jalan ini, orang tak bisa lalu, dan terganggu, biasa jam segini kami dah berkemas mau pulang berkumpul dengan anak istri, sekarang masih bermain air mata darah," ungkap Amin yang ketika jam 10 pagi dagangan mereka sudah habis.

Sementara itu pedagang lainnya berharap di Jalan Imam Bonjol tidak diberlakukan sistem one way. Karena efeknya besar terhadap pedagang yang mangkal di sepanjang jalan yang dijadikan pasar, bukan untung yang mereka dapat melainkan rugi.

"Kami merasa keberatan dengan kehadiran petugas disini, kami juga mengerti kalian sedang menjalankan tugas, namun tolong sampaikan ke pimpinan bapak ibuk, tolong, agar tak usah lah berjaga di simpang ini lagi. Kami hanya mencari makan, bukan mencari kaya, hanya mencari sesuap nasi untuk anak istri di rumah," kata Faisal.

"Kami mohon lah perhatiannya kepada kepala Dinas Perhubungan, kami pedagang merasa tertindas adanya perpindahan jalan dan perputaran arah ini. Untuk itu sekali lagi tolonglah perhatiannya, kami tahu kalian sedang menjalankan tugas, tapi tolong juga lah mengerti kami," katanya lagi.

Ditambahkan, dulu sebelum adanya penjagaan oleh petugas dan belum diterapkannya sistem One Way di jalan tersebut, pendapatan mereka normal, namun setelah itu situasi berubah sebaliknya, pembeli kurang dan dagangan tidak laku.

"Sebelum ada penjagaan ini, Alhamdulillah jualan kami normal saja, namun sesudah ada penjagaan disini, kami merasa rugi, pembeli tidak ada. Untuk itu kami minta tolong dipertimbangkan lagi, atau dimusyawarahkan lagi dengan pihak terkait dan dicarikan solusi," ungkapnya.(***)



Sumber : halloriau.com

Bagikan berita ini

Disqus comments