BENGKALIS - Sehari jelang Idul Adha 1446 H, kekacauan yang sama kembali terjadi—dan lebih parah. Ribuan masyarakat Bengkalis menjadi korban dari kelumpuhan pelayanan transportasi roll-on roll-off (Roro) akibat kelalaian Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis yang gagal menyediakan armada memadai.
Hanya tiga unit Roro yang dioperasikan, sementara lonjakan penumpang sudah bisa diprediksi jauh hari. Akibatnya, antrean kendaraan membludak dari pukul 11.00 WIB hingga lewat pukul 18.00 WIB—tanpa kejelasan, tanpa solusi. Anak-anak, ibu hamil, lansia, hingga pengendara roda dua dan empat, disiksa oleh panas, lelah, dan ketidakpastian.
“Ini adalah bentuk kegagalan struktural. Bukan sekali, bukan dua kali. Tapi setiap tahun, dan tidak pernah ada perbaikan,” tegas Herizal Kurniawan, Koordinator Daerah BEM Se-Riau Wilayah Bengkalis, Kamis (5/6/2025).
Ia menyebut bahwa Kadishub Adi Pranoto harus bertanggung jawab penuh, karena jelas-jelas tidak belajar dari tahun-tahun sebelumnya.
Krisis ini bisa dan seharusnya dicegah, bukan dibiarkan berulang. Ini bukan masalah teknis, ini soal kelalaian fatal dan pengabaian terhadap penderitaan rakyat,” ucap Herizal di tengah antrean kendaraan yang stagnan.
Lebih lanjut, ia mengecam bahwa tidak ada satu pun tindakan darurat yang terlihat di lapangan. Tidak ada pos pelayanan, tidak ada solusi langsung. Yang ada hanya rakyat yang dibiarkan mengurus diri mereka sendiri.
Ini bukan cuma buruknya manajemen, ini ketidakpedulian yang nyata. Kami mendesak Bupati Bengkalis Ibu Kasmarni untuk segera mencopot Kadishub. Jangan jadikan penderitaan rakyat sebagai rutinitas tahunan yang dianggap biasa.”
Kondisi di lapangan memperlihatkan kegagalan total Dishub dalam perencanaan, antisipasi, dan eksekusi. Apalagi hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Perhubungan Adi Pranoto bungkam, tidak memberikan klarifikasi, tidak muncul di lokasi, dan tidak memberi solusi.
Masyarakat dan mahasiswa menyatakan bahwa:
Dishub gagal membaca pola mudik tahunan.
Tidak ada penambahan armada darurat.
Tidak ada kebijakan siaga puncak Idul Adha.
Tidak ada empati kepada warga.
Jangan tunggu korban. Jangan tunggu kerusuhan. Pecat Kadishub, bentuk tim khusus, tambah armada sekarang juga. Ini bukan sekadar pelayanan buruk, ini penghinaan terhadap hak dasar rakyat untuk bergerak dan berkumpul di hari raya,” tegas Herizal. (Syopian)