Kasus Viral Kepala Desa Ketamputih Berakhir Damai, Warga Akui Salah Paham dan Minta Maaf - TARGET RIAU

Senin, 06 Oktober 2025

Kasus Viral Kepala Desa Ketamputih Berakhir Damai, Warga Akui Salah Paham dan Minta Maaf


BENGKALIS  – Setelah sempat menjadi sorotan publik akibat video viral di media sosial, polemik antara Kepala Desa Ketamputih, Suhaimi, dengan seorang warga bernama Nur Hayati akhirnya berakhir damai.

Warga yang sebelumnya muncul dalam video tersebut kini mengakui terjadi salah paham dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada Pemerintah Desa Ketamputih, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis.

Video berdurasi singkat itu sebelumnya diunggah oleh akun Facebook Ahmad Afk, dan memperlihatkan dialog antara Suhaimi dan seorang warga terkait bantuan sosial (bansos).

Cuplikan tersebut dengan cepat menyebar luas dan menuai reaksi keras dari warganet, bahkan mencapai belasan ribu interaksi dan ribuan komentar yang sebagian besar bernada kritik terhadap sang kepala desa.

Namun fakta terbaru menunjukkan bahwa peristiwa tersebut tidak seperti yang disangka publik. Setelah dilakukan klarifikasi dan mediasi yang difasilitasi oleh Bhabinkamtibmas dan Babinsa, permasalahan ternyata bersumber dari salah tafsir dalam penyampaian informasi bansos, bukan tindakan arogansi.

Dalam pernyataannya, Nur Hayati menegaskan bahwa dirinya tidak mendapat tekanan dari pihak manapun dan mengaku menyesal atas kegaduhan yang terjadi.

Saya, Nur Hayati, mohon maaf atas kesalahpahaman dengan Pemerintah Desa Ketamputih Kecamatan Bengkalis terkait masalah bansos. Terkait video yang beredar, saya akan menghapusnya sebagai bentuk permintaan maaf saya tanpa ada paksaan dari pihak manapun,” ujarnya kepada media.

Sementara itu, Kepala Desa Ketamputih, Suhaimi, saat dihubungi melalui telepon selulernya oleh wartawan pada Sabtu, 4 Oktober 2025, menegaskan bahwa tidak ada tindakan pengusiran terhadap warga seperti yang dituduhkan di media sosial.

Sebenarnya tidak ada saya mengusir masyarakat saya. Itu hanya salah paham. Bantuan sosial sudah disalurkan kepada yang berhak. Desa hanya mengusulkan penerima, bukan menentukan,” jelas Suhaimi.

Lebih lanjut, Suhaimi menjelaskan bahwa pihaknya sudah menempuh langkah damai dengan warga yang bersangkutan.

Kami sudah duduk bersama dengan disaksikan Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Semua sudah selesai, tidak ada masalah lagi. Tapi sayangnya video lama itu muncul lagi di TikTok, padahal sudah dihapus dan kita sudah berdamai,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Suhaimi juga menyampaikan imbauan agar masyarakat tidak mudah terpancing dengan potongan video yang belum tentu mencerminkan keseluruhan konteks.

Saya berharap masyarakat lebih bijak dalam bermedia sosial. Jangan langsung percaya dengan potongan video tanpa tahu duduk persoalan yang sebenarnya. Mari jaga nama baik desa kita,” tambahnya.

Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya klarifikasi sebelum menghakimi, serta bahaya penyebaran konten yang tidak utuh di dunia maya.

Kini, setelah kedua belah pihak berdamai dan saling memaafkan, situasi di Desa Ketamputih dilaporkan kembali kondusif dan aktivitas masyarakat berjalan seperti biasa. (Syopian)

Bagikan berita ini

Disqus comments