Bupati Adil Resmikan Sentra Kopi Liberika Meranti yang Dibangun dengan APBN Senilai Rp 5,39 Miliar - TARGET RIAU

Rabu, 05 Oktober 2022

Bupati Adil Resmikan Sentra Kopi Liberika Meranti yang Dibangun dengan APBN Senilai Rp 5,39 Miliar


SELATPANJANG - Sentra Kopi Liberika Meranti yang berada di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir. Sentra kopi yang dibangun dengan APBN senilai Rp5,39 Miliar itu diresmikan penggunaannya oleh Bupati Kepulauan Meranti, H. Muhammad Adil SH, Selasa (5/10/2022) pagi.

Hadir dalam kesempatan itu, Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan (IKM PFBB) Kementerian Perindustrian, Riefky Yuswandi, Koordinator Fungsi Program Dit IKM PFBB, Budi Hartono, Subkoordinator Fungsi SDI dan SPSI IKM Minuman dan Bahan Penyegar, Wahyu Fitrianto, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Riau, Asrizal dan beberapa tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Plt Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagperinkop-UKM) Kepulauan Meranti, Syahril mengatakan pembangunan Sentra Kopi Liberika ini dalam rangka untuk melakukan percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri.

Sementara itu upaya revitalisasi Sentra Kopi Liberika Meranti ini diharapkan bisa memberikan semangat dan kreativitas untuk pelaku usaha dalam meningkatkan produksi kopi. Hal itu dikatakannya sejalan dengan visi dan misi Bupati Kepulauan Meranti yakni menciptakan produktivitas perekonomian masyarakat. 

"Adapun tujuan dari pembangunan Sentra Kopi Liberika Meranti ini supaya memiliki ruang yang memadai untuk mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas kopi, selain itu untuk meningkatkan produktifitas hasil olahan kopi menjadi berbagai macam hasil olahan yang variatif dalam bentuk siap konsumsi masyarakat luas, memperluas jaringan pemasaran dan mempermudah pengembangan dan pembinaan kepada pelaku usaha kopi serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan juga menambah PAD dari sektor perkebunan kopi," kata Syahril.

Dikatakan, untuk pembangunan gedung dan ruang produksi Sentra Kopi Liberika Meranti yang dianggarkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dilaksanakan pada tahun 2021 itu sebesar Rp2.688.209.000 miliar. Sementara untuk pengadaan mesin dan peralatan sentra telah dilaksanakan pada tahun 2019 dengan anggaran sebesar Rp2.100.000.000 miliar. Adapun penerima manfaat dari kegiatan pembangunan Sentra adalah masyarakat yang bergabung di bawah koperasi Kopi Liberika Meranti sebanyak 25 kelompok.

"Keberhasilan pembangunan Sentra Kopi Liberika ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Semoga pembangunan Sentra Industri Kopi ini membawa kemajuan dan pertumbuhan ekonomi yang baik khususnya bagi masyarakat Rangsang Pesisir. Kami mengharapkan dukungan kepada seluruh tokoh untuk bekerjasama dan bersinergi terhadap keberlanjutan pengembangan sentra industri kopi ini," ungkapnya.

Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan (IKM PFBB) Kementerian Perindustrian, Riefky Yuswandi dalam sambutannya mengatakan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan yang kini tercatat mencapai 1,68 juta unit usaha atau 38,27% dari total unit usaha IKM tentu telah memberikan sumbangsih dalam kemajuan industri pangan nasional dan memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia.

Disampaikan, Indonesia merupakan negara terbesar keempat yang memproduksi biji kopi setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Pada tahun 2020, produksi biji kopi Indonesia mencapai 773,4 ribu ton, dengan jumlah ekspor biji kopi sebesar 375,7 ribu ton, meningkat 5,58% dibandingkan pada tahun 2019. Adapun secara nilai, ekspor biji kopi pada tahun 2020 memberikan devisa sebesar US$ 809,7 juta, mengalami penurunan sekitar 7,23% dibandingkan pada tahun 2019.

Untuk produk kopi olahan, jumlah ekspor mencapai 224,6 ribu ton pada tahun 2020, mengalami kenaikan sebesar 11,81% dibandingkan pada tahun 2019. Adapun secara nilai, ekspor produk kopi olahan mencapai US$ 536,6 juta, mengalami penurunan sebesar 12,16% jika dibandingkan pada tahun 2019. 

Dikatakan lagi, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jenis asal kopi terbanyak, atau bisa disebut dengan single-origin. Di Indonesia terdapat beragam jenis asal kopi dari berbagai daerah di Sumatera dan berbagai wilayah di Indonesia.

Sebagai pengakuan akan kopi khas Indonesia, saat ini telah terdaftar 32 Indikasi Geografis (IG) kopi, dimana salah satu diantaranya adalah Kopi Liberika Rangsang Meranti yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, yang telah mendapat sertifikasi IG sejak tahun 2016. Sementara itu varietas kopi jenis liberika asal Pulau Rangsang itu juga sudah dilepas yang diberi nama Liberoit Komposit Meranti. 

"Diantara dominasi kopi jenis arabika dan robusta dalam daftar kopi tersertifikasi IG, Kopi Liberika Rangsang Meranti bersama Kopi Liberika Tunggal Jambi mampu menunjukkan kualitas dan cita rasa kopi liberika yang mampu bersaing dengan kopi jenis arabika dan robusta," ungkapnya.

Diungkapkannya lagi, dalam satu dekade terakhir memperkuat budaya minum kopi serta menjadikan kopi sebuah gaya hidup. Peningkatan tren konsumsi kopi dalam satu dasawarsa terakhir dapat terlihat dari maraknya cafe dan kedai dan warung kopi yang ada di Indonesia.

"Cafe dan warung kopi di Indonesia saat ini semakin ramai oleh konsumen usia remaja dan dewasa, karena bukan hanya menjadi tempat untuk menikmati kopi, namun juga menjadi tempat untuk bertemu seseorang, tempat belajar untuk pelajar atau mahasiswa, bahkan sebagai tempat nongkrong kalangan muda. Terus meningkatnya angka konsumsi kopi di Indonesia itu tentunya dapat menjadi angin segar bagi para pengusaha kopi di Indonesia," ujarnya.

Dikatakan, program revitalisasi dan pembangunan sentra IKM melalui mekanisme DAK telah dilaksanakan sejak tahun 2016 sampai dengan saat ini. Respon daerah terhadap program ini sangat luar biasa dimana hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya daerah yang mengajukan proposal dari tahun ke tahun.

Namun dikarenakan keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah maka tidak semua daerah yang mengusulkan proposal terkait revitalisasi dan pembangunan sentra dapat disetujui. Semakin tahun sistem penilaian proposal semakin ketat dan bersifat beauty contest.


"Revitalisasi Sentra IKM Kopi Liberika di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti telah dilaksanakan sejak tahun 2019 yang lalu dan seharusnya telah selesai pada tahun 2020. Namun dikarenakan adanya penghematan anggaran pada tahun 2020 yang lalu akibat pandemi Covid-19, kegiatan ini sempat mengalami penundaan penyelesaiannya. Dan akhirnya, syukur Alhamdullilah kita dapat menyelesaikan revitalisasi sentra IKM kopi Liberika ini pada tahun 2021," ungkapnya.

"Total anggaran untuk program revitalisasi sentra ini adalah sebesar Rp5,39 miliar yang digunakan untuk pembangunan ruang produksi, pengadaan mesin dan peralatan pengolahan kopi, peralatan laboratorium mini, dan peralatan ruang power," ungkapnya lagi.

Pihaknya berharap dukungan revitalisasi Sentra Kopi Liberika di Desa Kedabu Rapat ini dapat mendorong produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan ekspor komoditi kopi Liberika Rangsang Meranti, yang tentunya akan mendorong perekonomian pelaku usaha dan masyarakat.

Selanjutnya pihaknya juga mengharapkan agar pemerintah kabupaten Kepulauan Meranti menyediakan biaya operasional revitalisasi sentra agar dapat berjalan optimal, melakukan pembinaan kepada IKM yang berada dalam sentra terkait peningkatan kualitas produk serta membangun brand produk kopi Meranti dan pelaporan terkait kinerja sentra sebagai bahan evaluasi.

Mengawali sambutannya, Bupati Kepulauan Meranti, Haji Muhammad Adil SH mengajak kepada seluruh hadirin untuk menyampaikan sebait doa kepada tokoh masyarakat Kedabu Rapat, yakni Haji Saleh atau Dul Samad. Karena berkat jasa dia lah Kopi Liberika Meranti dikenal hingga saat ini.

Menurut sumber informasi yang ada, sekitar tahun 1940-an warga Sempian yang berprofesi sebagai pedagang ini pertama kali membawa bibit kopi liberika dari Malaysia dan ditanam di Sempian sebanyak enam pohon. Dari sinilah cikal bakal dan asal muasal kebun kopi liberika yang ada di Desa Kedaburapat dan meluas di beberapa kecamatan di Kepulauan Meranti.

"Semoga jasa beliau ini dibalas Allah dengan pahala yang besar karena menjadi asbab peningkatan ekonomi bagi masyarakat kita," ujar Adil.

Dikatakan Bupati Adil, saat ini, kopi Liberika telah menjadi potensi sumber daya alam untuk mendongkrak ekonomi masyarakat Meranti dari sektor perkebunan, setelah sagu, kelapa dan pinang. 

Karakteristik dan keunikan yang dimiliki oleh kopi liberika Meranti seperti aroma yang khas, bentuk buah yang lebih besar dan aman untuk lambung jika dikonsumsi menjadikan nilai jual kopi ini meningkat dan diminati pasar domestik maupun luar negeri. 

Saat ini permintaan pasar dari Malaysia atas kopi Liberika Meranti ini telah bermula sekitar tahun 1985. Bahkan sejak tahun 1990, 80 persen hasil perkebunan kopi Liberika ini dijual ke Malaysia lewat aktifitas lintas batas.

"Namun sayangnya, kopi yang kita jual ke Malaysia ini bukan hanya dijual di pasar lokal Malaysia saja. Tetapi juga diekspor lagi hingga ke Eropa dengan pengakuan sebagai produk Malaysia. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama, bagaimana kopi Liberika Meranti ini bisa merambah pasar internasional tersebut," kata Adil.

Disampaikan Adil, Kopi Liberika Meranti ini juga telah memegang hak atas Indikasi Geografis yang dikeluarkan oleh Dirjen Kekayaan Intelektual, Kemenkumham RI.

Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dengan telah terdaftarnya Kopi Liberika Meranti ini, diantaranya; memperjelas identifikasi produk, menghindari praktek persaingan curang, menjamin kualitas produk dan perlindungan bagi produsen dan konsumen. Serta reputasi suatu kawasan Indikasi Geografis akan ikut terangkat, hal ini tentunya akan berdampak pada pengembangan potensi agrowisata kedepannya.

"Segala upaya tersebut adalah bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat petani Kopi Liberika Meranti, diharapkan mampu meningkatkan potensi ekonomi lewat komoditas ini. Tidak sampai di situ saja, hari ini kita akan meresmikan Sentra Kopi Liberika Meranti sebagai sarana untuk mengembangkan potensi ini lebih baik kedepannya. Mulai dari pengembangan mutu, peningkatan produksi hingga membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar wilayah sentra. Hal itu semuanya bermuara pada peningkatan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Adil juga mengapresiasi kepada Masyarakat Peduli Kopi Liberika Rangsang Meranti (MPKLRM). Lembaga yang tumbuh atas dasar persamaan visi dan misi untuk menjaga ciri khas dan kualitas produksi kopi Liberika Rangsang Meranti.

Anggota dari lembaga ini sendiri terdiri dari para petani kopi, pengolah kopi dan pemasar kopi yang telah memenuhi syarat yang tercantum di dalam Buku Persyaratan Indikasi Geografis Kopi Liberika Rangsang Meranti.

"Saya juga menyampaikan penghargaan kepada kawan-kawan Disdagperinkop-UKM Kepulauan Meranti yang bertindak atas nama Pemerintah Kabupaten untuk membantu memfasilitasi dan sebagai koordinator perpanjangan tangan masyarakat untuk mendapatkan berbagai program pemerintah pusat dan provinsi dalam rangka pengembangan Kopi Liberika Meranti. Tidak lupa ucapan terimakasih kami dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti kepada pemerintah pusat yang telah menggelontorkan anggaran lewat Kementerian Perindustrian sehingga terbangunnya Sentra Kopi Liberika Meranti ini," pungkasnya. (Red)

Bagikan berita ini

Disqus comments