MERANTI - Ibunda Hafis histeris mendapati anaknya yang baru 7 tahun mengapung dalam parit baru digali. Perempuan itu akhirnya meratap panjang, mengetahui putra kesayangan tak bernyawa lagi.
Seorang bocah kelas I SD di Desa Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti dinyatakan meninggal dunia setelah tercebur dalam parit depan rumahnya di Dusun 2 Kampung Harapan, Kamis (07/09/23) sekira pukul 18:00 WIB jelang maghrib..
Saat itu air meluap dan menggenangi parit yang baru digali, akibat hujan deras yang mengguyur beberapa kawasan di Kepulauan Meranti. Sehingga, parit menjadi lebih dalam dan menenggelamkan bocah malang tersebut.
Kepala Desa Gayung Kiri, Perdana Noriowati saat dikonfirmasi menuturkan bocah tersebut bernama Hafis dan berumur 7 tahun atau masih duduk di bangku kelas 1 SD. Saat kejadian, orangtua bocah sedang tidak berada di rumah, melainkan pergi ke warung. Sementara, sang anak bermain di parit dekat rumahnya.
Selang beberapa waktu ibunya yang tidak melihat keberadaan si anak, berusaha mencari sambil berteriak. Namun, saat ditemukan anaknya sudah mengapung di dalam parit. Sontak saja sang ibu menjerit minta tolong.
“Saat kejadian, orangtua korban pergi ke warung untuk berbelanja. Sementara anak tersebut bermain di parit dekat rumahnya. Namun setelah dicari-cari, ternyata anaknya dalam parit. Setelah diangkat sudah dalam keadaan meninggal dunia,” tutur Perdana.
Kepala Desa Gayung Kiri itu mengatakan dirinya merasakan duka cita yang mendalam, karena adanya korban meninggal dunia di parit yang baru digali untuk mengatasi banjir itu. Kedalaman parit diperkirakan sekitar 1 meter.
“Parit tempat bocah ini tenggelam baru saja digali dengan kedalaman satu meter. Parit itu digali untuk mengatasi kampung kami yang selalu dilanda banjir. Warga kami berbahagia dengan kondisi kampung yang sudah tidak banjir, namun ada pula berita duka sore ini anak warga kami yang tenggelam di parit itu,” ungkap Perdana.
Terhadap peristiwa tersebut, kepala Desa Gayung Kiri mengimbau kepada masyarakat terutama kepada para orang tua agar lebih ekstra hati-hati untuk menjaga anak-anaknya terlebih memasuki musim penghujan ini.
“Dari kejadian ini saya mengimbau agar warga lainnya lebih berhati-hati dan terus mengawasi anak-anaknya terutama yang masih kecil pada saat banjir seperti sekarang ini. Kita mengharapkan agar kejadian serupa seperti ini tidak terulang lagi,” imbaunya. (***/Zul Asbar)