BENGKALIS – Tradisi Melayu yang sarat makna kembali dihidupkan dalam suasana khidmat dan penuh haru. Tepuk tepung tawar, sebuah prosesi sakral dalam adat istiadat Melayu, digelar di Desa Bantan Air, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, pada Jumat, 2 Mei 2025 lalu, sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi delapan orang calon jemaah haji asal desa tersebut.
Acara yang berlangsung di Gedung Pertemuan Desa Bantan Air Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis ini bukan sekadar seremoni pelepasan, melainkan manifestasi dari nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu: restu, keselamatan, dan keberkahan dalam setiap langkah besar kehidupan.
Penjabat Kepala Desa Bantan Air, Zulfandi, SP, saat ditemui media ini, Rabu, 7 Mei 2025 di kantor nya menegaskan bahwa tradisi tepuk tepung tawar merupakan warisan adat yang tidak boleh pudar oleh zaman. "Ini bukan hanya soal seremoni, melainkan penghormatan terhadap jemaah dan penguatan identitas budaya kita sebagai orang Melayu. Semoga mereka menjadi haji yang mabrur dan membawa harum nama desa.
dalam prosesi tersebut di hadiri juga tokoh agama, tokoh adat, perwakilan dari KUA Kecamatan Bantan, Ketua Wirid Pengajian, dan keluarga para jemaah. Prosesi dilakukan secara khidmat, diiringi doa-doa dan lantunan ayat suci, sebagai bentuk permohonan kepada Allah agar perjalanan ibadah mereka penuh berkah dan keselamatan.
Tepuk tepung tawar merupakan simbol penyucian diri dan permohonan restu yang memiliki kedudukan penting dalam budaya Melayu. Dalam konteks keberangkatan haji, ritual ini menandai pelepasan dengan doa dan harapan terbaik dari masyarakat kepada para tamu Allah.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Desa Bantan Air tetap teguh memelihara adat dan budaya, menjadikannya sebagai nafas kehidupan yang menyatu dalam praktik keagamaan dan kebersamaan sosial. (Syopian)