Pihak Management RSUD Dumai Bungkam Terkait Dugaan Kekerasan Satpam - TARGET RIAU

Sabtu, 05 Februari 2022

Pihak Management RSUD Dumai Bungkam Terkait Dugaan Kekerasan Satpam


DUMAI - Tuntutan ekonomi dan sulitnya mencari kerja membuat banyak orang memilih menjadi pekerja di RSUD Dumai walaupun upah tidak sesuai dengan UMK. Termasuk bekerja dibidang Satuan Pengamanan (Satpam).

Meski tak menjanjikan, nyatanya bekerja menjadi Satpam RSUD Dumai yang dibawah management RSUD tersebut, masih diminati sampai sekarang.

Di HUT Satpam yang Ke-41 dimana Kapolri Listyo Sigit Pramono dalam pengarahannya Satpam adalah profesi yang mulia dan merupakan bagian dari mitra Polri yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, (02/02/2022).

Hal ini tidak di untungkan bagi beberapa Satpam di RSUD Dumai. Sederetan dugaan kekerasan dan Penganiyaan terjadi pada pekerja Satpam RSUD Dumai, selain itu pemotongan upah dan denda Surat Peringatan (SP) juga di alami.

Baru-baru ini Dugaan kekerasan dan Penganiyaan yang di alami beberapa Satpam RSUD Dumai mencuat, seperti yang telah diberikan sebelumnya. Hal ini dibeberkan 10 orang Satpam setelah tidak diperpanjang kontraknya yang diduga tanpa alasan yang jelas.

Berikut ini cerita tragis salah seorang Saksi yang muncul, setelah pemberitan dugaan kekerasan dan Penganiyaan yang di alami rekan seperjuangan nya dahulu. Dugaan kekerasan dan penganiayaan yang dialaminya saat bekerja menjadi Satpam di RSUD Dumai.

Ia menceritakan kekerasan dan Penganiyaan kepada awak media dengan mata berkaca-kaca.

"Saya pernah disekap selama 3 hari, didalam penyekapan saya diborgol, saya ditelanjangi, saya dipukul, saya dikasi makan 1 kali sehari, hingga saya jatuh sakit dihari ke tiga, dan saya harus dioperasi saat itu," cerita Saksi pada awak media dengan mata yang berkaca-kaca.

Saksi juga menceritakan, setelah sembuh dari sakit, sempat ada niat ingin melaporkan kejadian yang di alamainya. Setelah difikirkannya akhirnya ia mengurungkan niatnya.

"Karna takut kehilangan pekerjaan dan takut di intimidasi serta takut orang tua saya tau, akan membuat situasi menjadi rumit," tutur Saksi yang menjadi tulang punggung keluarganya itu.

Mendengar kesaksian saksi, awak media mencoba kembali mengkonfirmasi management RSUD Dumai, melalui Direktur RSUD Ridhonaldi dan Wadir RSUD Syafriandi melalui WhatsAap nya.

Lagi-lagi awak media tidak mendapat jawaban.

Aktivis Buruh dan juga Ketua SBSI Kota Dumai, Ismunandar sangat prihatin, teryata Saksi korban Dugaan kekerasan dan Penganiyaan masih bermunculan.

"Silahkan diskusi kepada kita, kami siap perjuangankan hak-hak pekerja dan kami siap melindungi pekerja," ujar Ismunandar.

Ismunandar menambahkan surat untuk hearing sudah kita layangkan, di hearing nanti kita akan bahas hak-hak pekerja Satpam RSUD Dumai.

"Saya yakin sekali Anggota DPRD Kota Dumai bisa menangani permasalahan ini semua," tambah Ngah Nandar, sapaan akrab dari Ismunandar.

Ismunandar juga berharap agar management RSUD Dumai hadir membawa data-data pekerja khususnya data-data Satpam.

"Bawa data dan SOP yang diterapkan dalam pekerjaan pengamanan, Tidak mau bertele-tele di hearing nanti," tegas Nandar.(***)



Sumber : erapublik.com

Bagikan berita ini

Disqus comments